Pages

Wednesday, August 19, 2015

Cerita Jenaka

Mahkamah Qurud
(Peradilan Para Kera)


Konon ceritanya, disebuah  pedalaman nun jauh di tanah Riau. Hiduplah hewan-hewan di hutan belantara yang sangat jauh dari pemukiman manusia,. Mereka hidup dibawah hukum yang sangat tidak adil, "Hukum Rimba" namanya. Yang kuat yang menjadi Raja, yang kuat menindas yang lemah bahkan memakannya.
Di siang hari yang sangat terik, terlihat seekor anak Anjing sedang asik bermain dengan seekor Kucing jantan dewasa. Walau dewasa, anak Anjing itu sama besar dengan Kucing tersebut. Mereka berdua seperti adik beradik yang sangat akrab. Mereka main kejar-kejaran, terlihat mereka bergulat bercanda mesra berdua, guling-gulingan bak muda-mudi yang sedang dilanda asmara bersenda gurau berdua. Saat mereka berdua berguling-guling mesra, tanpa sadar tubuh mereka menggoyangkan pohon pisang yang sedang berbuah ranum. Tiba-tiba buah pisang itu jatuh tepat disamping mereka, mereka pun sempat terdiam, tatapan mereka bertemu, tatapan masing-masing mereka terlihat penuh kebencian seakan persahabatan berakhir sudah. Lalu, anak Anjing itu pun melepaskan pelukannya dan berlari ke arah pisang yang tidak jauh itu. Melihat pemandangan itu, Kucing Putih tersebut pun tidak tinggal diam, ia berlari lebih kencang dan langsung menerkam buah pisang itu. Akhirnya mereka adu kekuatan siapa yang berhak mendapatkan semua pisang tersebut. Kini mereka benar-benar bergulat layaknya pemain Smackdown ternama.
Gulat yang tadinya penuh mesra kini diganti dengan gulat yang penuh darah. Sifat kehewanan tiba-tiba saja merasuki jiwa mereka. Dalam sekejab mereka lupa persahabatan yang tadinya begitu mempesona. Kucing dewasa itu mengeluarkan seluruh tenaganya tetapi tetap saja tidak mudah ia mengalahkan anak Anjing itu. Darah menetes dari wajah mereka berdua, mereka terlihat sangat begis dan buas, mereka ingin sekali menghabisi musuhnya. Tidak beberapa lama mereka berdua terlihat berhadap-hadapan kelelahan, nafas mereka keluar masuk tak menentu, lidah anak anjing itu terjulur keluar, dari wajah mereka tampak ingin sekali mengakhiri pergulatan itu.
Tiba-tiba dari jauh terlihat seekor Kera Tua sedang berjalan sambil bersiul-siul, kelihatannya ia sangat senang siang itu. Tatkala sampai didepan anak Anjing dan Kucing tersebut "lho.... kenapa kalian ini, kok bisa berdarah-darah gini.... Aduuuhh" ujar kera dengan bahasa melayu Riau-nya.
Setelah menceritakan semuanya, akhirnya sang Kera Tua berkalung sorban itu pun bersedia menjadi hakim bagi mereka berdua dan ia memutuskan bahwa buah pisang itu harus dibagi rata.
Dengan cepat Kera Tua itu mengambil sebuah batu besar dan mencari sebuah papan lebar untuk dijadikan timbangan. Kemudian ia pun meletakkan separuh buah pisang dibagian kanan timbangan dan separuhnya lagi dibagian kiri. Anak Anjing dan Kucing dewasa tersebut duduk tepat didepan timbangan itu, dari wajah mereka berdua tampak begitu serius, tatapan mereka penuh dengan ketidaksabaran, mereka hanya memperhatikan apa yang dilakukan kera tua itu. Kera Tua tersebut terus saja membagi pisang-pisang itu, setelah semua pisang habis dibagi-bagi disetiap sisi timbangan, mereka berdua mulai lega ternyata bagian mereka masing-masing lumayan banyak. Tiba-tiba sisi sebelah kanan menurun kebawah "kok gitu?? tak adil tu" jerit keras anak Anjing. Kera Tua itu terlihat sangat santai menanggapi jeritan itu, kemudian kedua tangannya turun naik seakan memberi aba-aba. Dan bilang "penonton diharap tenang" lalu ia pun mengambil beberapa pisang disisi kanan timbangan dan langsung memakannya. Melihat pemandangan itu, anak Anjing tersebut pun tenang karena ia merasa bagiannya tidak dicurangi. Lalu "Lhooo..lhooo.... Ngak adil tuu" jerit Kucing dewasa itu saat melihat bagian kiri timbangan itu menurun kebawah. (ketika mengambil pisang itu, Kera tua tersebut sengaja menggambilnya lumayan banyak agar sisi sebelahnya menurun). "oohhhh..... santai" jawab Kera Tua berkalung sorban itu. Kemudian menggambil beberapa pisang lagi dan langsung memakannya. Kucing itu pun menarik nafas panjang, ia merasa sangat lega karena bagiannya tidak dicurangi. Tiba-tiba Anak Anjing itu menjerit lagi dan menggonggong keras "tidaaakkkk, kok bagian dia menurun tuu". Kera Tua itu hanya senyum nyengir "hihihiiii......tenang-tenang" kemudian mengambil beberapa pisang dan langsung memakannya. Lalu Kucing tersebut pun menjerit lebih keras lagi saat melihat bagian anak Anjing itu lebih berat. Kera Tua berkopiah hitam itu pun hanya senyum nyengir dan tertawa keras dalam hatinya.
Setelah beberapa lama, pisang-pisang itu pun terlihat hanya tinggal beberapa buah. Anak Anjing dan Kucing itu hanya bingung dan mulai merasa dibodohi oleh si Kera Tua dari gua hantu itu. Saat melihat mereka berdua mulai curiga dan ia pun sudah merasa sangat kenyang.
Kera Tua itu langsung mengambil semua sisa pisang-pisang itu dan lari sekuat tenaga. Anak Anjing dan Kucing itu pun mengejar Kera Tua yang kabur itu, saat melihat sebuah pohon besar Kera Tua tersebut pun langsung memanjat keatas dan tertawa keras....
hahahahaa......hahahaaa.... hahahaa.... 
Sambil mengejek dua bintang bodoh dibawah sana.
hahaha..... haaha... dasar kalian binatang, dasar bodoh..... 
Lalu tertawa keras hahahaha...... hahahaaa.....

‪#Nb Hewan-hewan pada zaman itu suka sekali memakan pisang.


By : Ibnu Syahnan

Tuesday, October 1, 2013

Karamah Syekh Mutawally Sya'rawi

         
  Kisah Mengharukan Sang Wali Allah Syekh Mutawally Sya,rawy

            Suatu ketika diadakan sebuah muktamar Islam yang dipimpin oleh salah seorang ulama. Syekh Sya’rawi mendapatkan undangan untuk menghadirinya selama seminggu penuh, dan beliau pun menyanggupinya.
              Kemudian Syekh Sya’rawi mempersiapkan diri untuk pergi ke muktamar tersebut. Pada sesi pertama dari rangkaian acara muktamar, beliau melihat bahwa ketua muktamar kelihatan begitu sangat sok alim dan berwawasan tinggi.
              Lantas Syekh Sya’rawi naik ke podium dan berkata: “Saya ingin bertanya kepada kalian semua satu pertanyaan dan mohon dijawab. Kemana mengalirnya air bekas Rasulullah SAW.? Yakni air yang digunakan untuk memandikan beliau ketika wafat?”. Semua orang yang hadir terdiam, tak ada satupun yang menjawabnnya. Ketua muktamar pun tertegun karena tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya dia berkata kepada Syekh Sya’rawi: “Berilah kami waktu untuk menjawab pertanyaan Anda. Insya Allah besok kami akan menjawabnya.
                 Ketua muktamar pun pulang ke rumahnya. Dia langsung masuk ke perpustakaan pribadinya untuk membaca buku demi mencari jawaban pertanyaan tersebut yang tak mampu dijawab seluruh hadirin di muktamar. Dia telah membaca banyak buku untuk mencari jawabannya hingga kelelahan dan tidak menemukannya. Akhirnya dia tertidur di atas buku yang dia baca. Saat tertidur dia bermimpi bertemu Rasulullah SAW. dengan seorang lelaki di samping beliau yang membawa lentera. Ketua muktamar pun segera menghampiri Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, kemana mengalirnya sisa air yang digunakan untuk memandikanmu?”
Rasulullah SAW pun memberinya isyarat untuk menanyakan hal tersebut kepada lelaki di samping beliau. Lantas lelaki yang membawa lentera tersebut menjawab: “Air sisa memandikan Rasulullah SAW menguap ke langit dan turun lagi sebagai hujan. Dan tempat jatuhnya setiap tetasan airnya akan dibangun sebuah masjid.” Akhirnya ketua muktamar tersebut terbangun dalam keadaan senang karena telah mengetahui jawabannya.
Pada esok harinya, hari kedua, ketua muktamar pergi ke tempat muktamar dan menunggu Syekh Sya’rawi bertanya lagi tentang pertanyaan yang sama. Namun ternyata beliau tidak menanyakannya. Di akhir sesi hari kedua ini, ketua muktamar berkata kepada Syekh Sya’rawi: “Kemarin Anda bertanya suatu perkara, apakah Anda ingin tahu jawabannya?” Beliau menjawab: “Apakah Anda tahu jawabannya?” Dia menjawab: “Iya.” Beliau berkata: “Kemana air bekas memandikan Rasulullah SAW?” Dia menjawab: “Air bekas memandikan Rasulullah SAW menguap ke langit dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. Tempat setiap tetesannya akan dibangun masjid.”
Syekh Sya’rawi bertanya: “Bagaimana Anda dapat mengetahuinya?” Ketua muktamar menjawab: “Rasulullah SAW mendatangiku di dalam mimpi.” Syekh Sya’rawi berkata: “Bukan, yang menjawabmu adalah lelaki yang membawa lentera.” Ketua muktamar pun terkejut seraya berkata: “Bagaimana Anda bisa tahu hal itu?” Beliau menjawab: “Sayalah lelaki yang membawa lentera tersebut.” Share ke yg lain agar mereka juga mendapat manfaat.

Sumber: Fans Page Facebook: Pecinta Ulama Al-Azhar

Saturday, September 28, 2013

Biografi Singkat Syekh Ali Gom'ah


Beliau adalah Abu Ubadah Nuruddin Ali bin Jum`ah bin Muhammad bin Abdul Wahhab bin Salim bin Abdullah bin Sulaiman, al-Azhari al-Syafi`i al-Asy`ari. Beliau lahir di kota Bani Suef pada hari Senin 7 Jumadal Akhir 1371 H/3 Maret 1952 M.

Beliau terlahir dari keluarga yang terhormat. Ibunya adalah Fathiyah Hanim binti Ali bin `Id, seorang wanita yang dikenal berakhlak baik, selalu menjaga salat dan puasa sejak masuk usia balig. Ibunya meninggal dengan doa kepadanya dengan ilmu dan kebaikan. Ayahnya adalah Syeikh Jum`ah bin Muhammad, seorang ahli fikih lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Kairo.

Syeikh Ali Jum`ah dibesarkan dalam didikan kedua orang tuanya, diajarkan tentang ilmu dan takwa, diajarkan akhlak dan kemuliaan. Sejak kecil telah terbiasa dengan banyaknya buku di perpustakaan ayahnya, bahkan hingga saat ini banyak dari buku warisan ayahnya masih tersimpan dengan baik di perpustakaan pribadi beliau.

Beliau memulai perjalanan intelektualnya pada umur lima tahun. Beliau mendapatkan ijazah madrasah ibtidaiyah pada tahun 1963 dan mendapatkan ijazah madrasah tsanawiyah pada tahun 1966 di kota Bani Suef. Di sana beliau menghafalkan al-Quran kepada beberapa syaikh hingga selesai pada tahun 1969.

Setelah menamatkan MTS pada tahun 1966, beliau berpindah ke kota Kairo bersama kakak perempuannya yang masuk ke Fakultas Arsitektur di Universitas Kairo. Syeikh Ali Jum`ah muda menamatkan jenjang pendidikan madrasah aliyah pada tahun 1969. Kemudian masuk ke Universitas `Ainu Syams dan mendapatkan gelar sarjana di fakultas perdagangan pada bulan Mei 1973.

Setelah mendapatkan gelar sarjana kemudian beliau belajar di al-Azhar, di sana beliau bertemu dengan para guru dan masyayikh. Kepada mereka beliau menghafal berbagai kitab ilmu-ilmu dasar, seperti kitab Tuhfatul Athfal dalam Ilmu Tajwid, kitab Alfiyah Ibnu Malik dalam Ilmu Nahwu, kitab al-Rahabiyah dalam Ilmu Waris, kitab al-Ghayah wa al-Taqrib dalam Ilmu Fikih, al-Mandzumah al-Bayquniyah dalam Ilmu Musthalah Hadis, dan beberapa ilmu dasar lain yang menjadi awal batu loncatan beliau dalam melangkah kepada jenjang yang lebih tinggi lagi.

Beliau mendapatkan gelar sarjana (License) dari Fakultas Dirasat Islamiyah wa al-`Arabiyah Universitas al-Azhar Kairo pada tahun 1979. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di kuliah pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo di Fakultas Syari`ah wa al-Qanun dengan spesifikasi Usul Fikih hingga mendapatkan gelar Master pada tahun 1985 dengan peringkat cum laude. Kemudian beliau mendapatkan gelar Doktor pada bidang yang sama dari universitas yang sama pada tahun 1988 dengan peringkat summa cum laude. Di samping itu juga beliau selalu menghadiri majlis ilmu di masjid al-Azhar mempelajari berbagai macam cabang ilmu dari pengajian di sana.

Di antara para gurunya adalah:
- Syeikh Abdullah bin Siddiq al-Ghumari, seorang pakar hadis pada zamannya, yang telah menghafal lebih dari lima puluh ribu hadis lengkap dengan sanadnya.
Syeikh Ali Jum`ah membaca di hadapannya kitab Shahih Bukhari, kitab Muwattha Imam Malik, kitab al-Luma` fi Ushul Fiqh karya Imam Syairazi. Syeikh Abdullah al-Ghumari memberikan beliau ijazah dalam meriwayatkan hadis dan telah memberi beliau ijazah dalam berfatwa. Beliau juga menganjurkan para muridnya yang lain untuk mengambil ilmu dari Syeikh Ali Jum`ah dan menyatakan bahwa beliau adalah salah satu muridnya yang terpandai di Mesir.

- Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, seorang ulama yang terkenal dengan keluasan ilmunya pada saat itu. Kepadanya beliau membacakan kitab al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari. Suatu saat Syeikh Ali Jum`ah melakukan penelitian ulang terhadap kitab Ushul Fiqh karya Syeikh Muhammad Abunnur Zuhair, dan beliau menuliskan ijazah yang beliau dapatkan dari Syeikh Muhammad Abunnur di dalam buku itu. Kemudian Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah berkata, “Kami terima ijazah buku ini darimu!”. Sebuah kehormatan yang besar bagi Syeikh Ali Jum`ah saat gurunya yang telah dikenal dengan keluasan ilmunya mengambil riwayat sebuah buku darinya.

- Syeikh Muhamamd Abunnur Zuhair, Wakil Rektor Universitas al-Azhar, seorang pakar Usul Fikih dari Universitas al-Azhar, anggota lembaga fatwa. Kepadanya Syeikh Ali Jum`ah membacakan kitabnya Usul Fikih yang memiliki tebal empat jilid di rumahnya. Dan Syeikh Muhammad Abunnur telah memberinya ijazah untuk mengajar dan berfatwa.

- Syeikh Jadurrabi Ramadhan Jum`ah, Dekan Fakultas Syariah wa al-Qanun Universitas al-Azhar saat itu, yang dikenal dengan sebutan “Syafi`i Kecil” karena keluasan ilmunya dan keahliannya dalam bidang fikih mazhab Imam Syafi`i. Syeikh Ali Jum`ah belajar fikih Syafi`i kepadanya, begitu juga belajar kitab al-Asybah wa al-Nazair tentang kaidah fikih karya Imam Suyuthi hingga beliau menghafalkannya. Syeikh Jadurrabbi suatu saat pernah berkata kepada Syeikh Ali Jum`ah di hadapan kawan-kawannya, “Penamu ini lebih baik dari penaku.”

- Syeikh Jadulhaq Ali Jadulhaq, Syeikh al-Azhar yang juga memasukkannya ke dalam lembaga fatwa.

- Syeikh al-Husaini Yusuf al-Syeikh, guru besar ilmu Syariah dan Usul Fikih di al-Azhar.

- Syeikh Abdul Jalil al-Qaransyawi al-Maliki, guru besar Ilmu Fikih di al-Azhar.

- Syeikh Abdul Aziz al-Zayyat.

- Syeikh Muhammad Ismail al-Hamdani.

- Syeikh Ahmad Muhammad Mursi al-Naqsyabandi.

- Beliau pun dikabarkan pernah mengikuti majlis riwayat hadis yang diajar oleh Syeikh Yasin al-Fadani.

Biografi yang lebih lengkap tentang perjalanan Syeikh Ali Jum`ah dalam mencari ilmu, mengajarkan ilmu, dan menghidupkan majlis ilmu di al-Azhar ditulis oleh murid beliau Syeikh Usamah Sayyid al-Azhari dalam kitab Asanid al-Mashriyyin. Biografi itu bisa dilihat di tautan ini: http://bit.ly/199Dk19
Sumber: http://on.fb.me/14DL6mm.Share ke yg lain agar mereka juga mendapat manfaat.
 

Blogroll

.