Pages

Tuesday, October 1, 2013

Karamah Syekh Mutawally Sya'rawi

         
  Kisah Mengharukan Sang Wali Allah Syekh Mutawally Sya,rawy

            Suatu ketika diadakan sebuah muktamar Islam yang dipimpin oleh salah seorang ulama. Syekh Sya’rawi mendapatkan undangan untuk menghadirinya selama seminggu penuh, dan beliau pun menyanggupinya.
              Kemudian Syekh Sya’rawi mempersiapkan diri untuk pergi ke muktamar tersebut. Pada sesi pertama dari rangkaian acara muktamar, beliau melihat bahwa ketua muktamar kelihatan begitu sangat sok alim dan berwawasan tinggi.
              Lantas Syekh Sya’rawi naik ke podium dan berkata: “Saya ingin bertanya kepada kalian semua satu pertanyaan dan mohon dijawab. Kemana mengalirnya air bekas Rasulullah SAW.? Yakni air yang digunakan untuk memandikan beliau ketika wafat?”. Semua orang yang hadir terdiam, tak ada satupun yang menjawabnnya. Ketua muktamar pun tertegun karena tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya dia berkata kepada Syekh Sya’rawi: “Berilah kami waktu untuk menjawab pertanyaan Anda. Insya Allah besok kami akan menjawabnya.
                 Ketua muktamar pun pulang ke rumahnya. Dia langsung masuk ke perpustakaan pribadinya untuk membaca buku demi mencari jawaban pertanyaan tersebut yang tak mampu dijawab seluruh hadirin di muktamar. Dia telah membaca banyak buku untuk mencari jawabannya hingga kelelahan dan tidak menemukannya. Akhirnya dia tertidur di atas buku yang dia baca. Saat tertidur dia bermimpi bertemu Rasulullah SAW. dengan seorang lelaki di samping beliau yang membawa lentera. Ketua muktamar pun segera menghampiri Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, kemana mengalirnya sisa air yang digunakan untuk memandikanmu?”
Rasulullah SAW pun memberinya isyarat untuk menanyakan hal tersebut kepada lelaki di samping beliau. Lantas lelaki yang membawa lentera tersebut menjawab: “Air sisa memandikan Rasulullah SAW menguap ke langit dan turun lagi sebagai hujan. Dan tempat jatuhnya setiap tetasan airnya akan dibangun sebuah masjid.” Akhirnya ketua muktamar tersebut terbangun dalam keadaan senang karena telah mengetahui jawabannya.
Pada esok harinya, hari kedua, ketua muktamar pergi ke tempat muktamar dan menunggu Syekh Sya’rawi bertanya lagi tentang pertanyaan yang sama. Namun ternyata beliau tidak menanyakannya. Di akhir sesi hari kedua ini, ketua muktamar berkata kepada Syekh Sya’rawi: “Kemarin Anda bertanya suatu perkara, apakah Anda ingin tahu jawabannya?” Beliau menjawab: “Apakah Anda tahu jawabannya?” Dia menjawab: “Iya.” Beliau berkata: “Kemana air bekas memandikan Rasulullah SAW?” Dia menjawab: “Air bekas memandikan Rasulullah SAW menguap ke langit dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. Tempat setiap tetesannya akan dibangun masjid.”
Syekh Sya’rawi bertanya: “Bagaimana Anda dapat mengetahuinya?” Ketua muktamar menjawab: “Rasulullah SAW mendatangiku di dalam mimpi.” Syekh Sya’rawi berkata: “Bukan, yang menjawabmu adalah lelaki yang membawa lentera.” Ketua muktamar pun terkejut seraya berkata: “Bagaimana Anda bisa tahu hal itu?” Beliau menjawab: “Sayalah lelaki yang membawa lentera tersebut.” Share ke yg lain agar mereka juga mendapat manfaat.

Sumber: Fans Page Facebook: Pecinta Ulama Al-Azhar
 

Blogroll

.